Senin, 26 Juli 2010

Jauhi Ghibah yuuk.....

Ghibah atau membicarakan orang lain adl aktivitas yg ‘mengasyikkan’. tdk sedikit orang yg secara sadar atau tdk terjatuh dlm perbuatan ini. Karena memang setan telah menghiasi perbuatan ini sehingga nampak indah dan menyenangkan. Tahukah anda bahwa Allah mengibaratkan ghibah dgn perbuatan memakan daging saudara kita yg telah mati?
Bani Adam adl makhluk yg lemah serba kekurangan dan menjadi tempat kesalahan. Demikianlah fakta yg akan dijumpai bila tiap orang jujur akan hakikat dirinya. Ia lemah dari semua sisi: tubuh semangat keinginan iman dan lemah kesabarannya. Dengan keadaan seperti ini Allah dgn kemaha bijaksanaan-Nya memberikan beban syariat sesuai dgn kesanggupannya. Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke dlm perbuatan dosa dan maksiat. Mendzalimi diri sendiri orang lain bahkan mendzalimi Allah. Keadaan demikian banyak terjadi pada manusia khusus yg tdk mendapat hidayah dan rahmat dari Allah. Allah berfirman: “Sesungguh Kami telah mengemukakan amanat kepada langit bumi dan gunung-gunung. Semua enggan utk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguh manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.”Banyak sekali faktor yg mendorong manusia utk berbuat kesalahan atau kemaksiatan. Terkadang dorongan itu datang dari dlm diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yg mengerti kelemahan dirinya.Abu Ad-Darda z berkata: “Termasuk wujud ilmu seorang hamba adl dia mengetahui iman bertambah atau berkurang. Dan termasuk dari barakah ilmu seorang hamba adl dia mengetahui darimana setan akan menggelincirkannya.”Salah satu bagian tubuh yg paling mudah menjerumuskan manusia ke dlm kemaksiatan adl lisan. Sungguh betapa ringan lisan ini digerakkan utk bermaksiat kepada Allah. Serta betapa berat utk diajak berdzikir kepada Allah. Demikan hakikat lisan sebagaimana ucapan Abu Hatim: “Lisan memiliki peraba tersendiri yg tdk hanya digunakan utk mengetahui asin atau tdk makanan dan minuman atau panas dan dingin atau manis dan pahit. Lisan sangat tanggap apabila telinga mendengar sebuah berita baik atau buruk dan benar atau salah. Dan sangat tanggap pula bila mata melihat suatu kejadian baik atau buruk. Lisan dgn mudah bercerita dgn mengumbar apa saja yg menyentuhnya. Ingatlah lidah itu tdk bertulang. ”Rasulullah bersabda:“Barangsiapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir mk hendaklah ia berkata yg baik atau diam.”Namun bukan berarti engkau diam dari suatu kemungkaran dan diam utk mengucapkan kebenaran. “Setan bisu” itulah gelar dan panggilan seseorang yg diam dari kemungkaran dan tdk mau menyuarakan kebenaran.

MAKNA GHIBAH:
Tidak ada penafsiran terbaik tentang makna ghibah selain penafsiran Rasulullah dlm hadits beliau. Bila ada penafsiran para ulama tentang ghibah mk tdk akan terlepas dari penafsiran beliau meski dgn ungkapan yg berbeda. Rasulullah menjelaskan makna ghibah ini dlm sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:“Tahukah kalian apa yg dimaksud dgn ghibah?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yg lbh tahu.” Beliau bersabda: “Kamu menceritakan tentang saudaramu apa yg dia tdk sukai.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana pendapat engkau bila apa yg aku katakan ada pada saudaraku itu?” Beliau menjawab: “Jika apa yg kamu katakan ada pada saudaramu mk kamu telah mengghibahi dan jika apa yg kamu katakan tdk ada pada diri mk kamu telah berdusta.

BEBERAPA HADIST TENTANG GHIBAH :
*Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tahukah kamu apakah ghibah( menceritakan aib orang lain) itu ? Maka para sahabat menjawab: Alloh dan Rasul-Nya lebih tahu ? Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan: yaitu kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci ? maka ada yang bertanya: beritahukan kepada kami, bagaimana jika yang saya katakan ada padanya ? beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan, maka kamu telah berdusta padanya” (HR. Muslim)

*Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Ketika aku di naikkan ( mi’raj ), aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari kuningan mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka sendiri, maka aku berkata: siapa mereka itu, wahai Jibril ? Maka Jibril menjawab: mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia ( membicarakan aib) dan menyentuh kehormatan mereka” (HR. Abu Daud)

*Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, yang artinya: “Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya dan kehormatannya” (HR. Muslim)

SEMOGA BERMANFAAT,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar