Rabu, 30 Juni 2010

KACA BERDEBU


Ia ibarat kaca yang berdebu ... jangan terlalu keras membersihkannya ... nanti ia mudah retak dan pecah ... ia ibarat kaca yang berdebu ... jangan terlalu lembut membersihkannya
nanti ia mudah kleruh dan ternoda ... ia bagai permata keindahan ... sentuhlah hatinya dengan kelembutan ... ia sehalus sutera di awan ... jagalah hatinya dengan kesabaran
lemah lembutlah kepadanya ... namun jangan terlalu memanjakannya
tegurlah bila ia bersalah ... namun janganlah lukai hatiya
bersabarlah bila menghadapinya ... terimalah ia dengan ke ikhlasan karna ia kaca ayng berdebu semoga kau temukan dirinya bercahayakan iman.... nzf.de

Selasa, 29 Juni 2010

PATUT UNTUK DI RENUNGKAN....

*Manusia mengalami tiga kerugian, antara lain :
· Ia tidak pernah merasa kenyang dari barang yang sudah dikumpulkan
· Ia tidak mendapatkan apa yang diangan – angankannya
· Ia tidak dapat perbekalan yang bagus dari perjalanan yang ditempuhnya
*Sesungguhnya kebiasan manusia itu terjadi karena enam perkara :
· Lemahnya cita – cita untuk akhirat
· Tubuhnya tergadai pada syahwatnya
· Merasa hidupnya masih panjang
· Mengutamakan keridhaan dan kesenangan manusia
· Kurang memperhatikan contoh suri tauladan dari kehidupan orang terdahulu
· Mengikuti hawa nafsunya dan meninggalkan sunnah nabi
*Lima renungan Imam Al – Ghazali :
· Pertama : Apa yang dekat dalam hidup ini ?……
Kematian
· Kedua : Apa yang jauh dalam hidup ini ?……
Masa lalu
· Ketiga : Apa yang ringan dalam hidup ini ?……
Bohong
· Keempat : Apa yang berat dalam hidup ini ?……
Amanah
· Kelima : Apa yang besar dalam hidup ini ?……
Hawa nafsu

“ Orang yang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardhu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang dia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan, maka sungguh – sungguh ia telah durhaka kepada harinya dan menganiaya dirirnya “
( Dr. Yusuf Qardhawi )

Banyak yang tidak mencari kebenaran
Yang mencari, belum tentu mendapatkan, apalagi yang tidak mencari

Yang mendapatkan, belum tentu tahu, apalagi yang tidak mendapatkan
Yang tahu, belum tentu mengerti, apalagi yang tidak tahu
Yang mengerti, belum tentu melaksanakan, apalagi yang tidak mengerti
Yang melaksanakan, belum tentu tepat, apalagi yang tidak melaksanakan.
Banyak yang melaksanakan kebenaran dengan tidak tepat
Maka bertanyalah
Yang bertanya saja, belum tentu menemukan jawabannya
Apalagi tidak ……………

Kamis, 24 Juni 2010

MUHASABAH SANG KUPU-KUPU


Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.Saya memohon kekuatan, dan Allah memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon kebijakan, dan Allah memberi saya persoalan untuk diselesaikan. Saya memohon kemakmuran hidup Allah memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.Saya memohon keteguhan hati, dan Allah memberi saya bahaya untuk diatasi.Saya memohon cinta, dan Allah memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Allah memberi saya kesempatan-kesempatan.Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan......

BILA AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin Bila suatu saat aku jatuh cinta Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi Aku punya pinta Bila suatu saat aku jatuh cinta.penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati Pertemukanlah kami Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku Anugerahkanlah aku cinta-Mu…Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Amin …

AKHWAT SEJATI....


Seorang gadis cilik bertanya pada Ayahnya“Abi…ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati”Sang Ayah pun menoleh dan tersenyum seraya menjawab
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi darikecantikan hati yang ada dibaliknya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat darisejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi darikeikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dariapa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.
Sang Ayah terdIam sembari menatap putrinya“Lantas apa lagi Abi…?”Ketahuilah putriku….
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat darisejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat darisejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.
Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat darisejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu Sang anak kembali bertanya“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”Sang Ayah memberikan sebuah buku dan berkata
“Pelajarilah mereka!!”Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan“ISTRI PARA NABI”Meski kita bukanlah salah satu dari Istri NabiTapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadapAllah SWT

Muhasabah Tak Hanya Cukup Setahun Sekali

Kebiasaan muhasabah (introspeksi diri) yang dilakukan oleh orang-orang seiring dengan bergantinya tahun merupakan 'budaya' yang rutin dikerjakan. Bahkan diantaranya ada yang beranggapan, hanya di akhir tahun waktu yang cocok untuk memuhasabah diri seseorang. Di sisi lain ada juga orang-orang yang menyepelekan muhasabah ini, sehingga tidak punya keinginan untuk memperbaiki dirinya.
Menyepelekan introspeksi diri dalam segala hal, dapat menyebabkan kehancuran pada diri seseorang. Mengapa demikian? Pertama, karena orang seperti itu banyak mengikuti hawa nafsunya sehingga tertipu dengan kenikmatan dunia. Kedua, biasanya mereka menyandarkan diri kepada ampunan Allah saja, sehingga tidak lagi peduli untuk mengintrospeksi dirinya sendiri. Lalu bagaimana pandangan Islam yang benar dalam mengintrospeksi diri?Pentingnya Bermuhasabah. Muhasabah berasal dari bahasa Arab yang artinya menghisab atau menghitung. Dalam penggunaan katanya, muhasabah diidentikkan dengan menilai diri sendiri. Dalam melakukan muhasabah, seorang Muslim menilai dirinya, apakah dirinya lebih banyak berbuat baik (beribadah) ataukah malah lebih banyak berbuat jahat (bermaksiat) dalam kehidupan sehari-hari. Dia mesti objektif melakukan penilaian, dengan menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai landasan utama untuk melakukan penilaian, bukan berdasar keinginan hawa nafsunya. Idealnya seorang muslim melakukan muhasabah tiap hari. Menjelang tidur, kita mengevaluasi diri kita, apakah kita hari ini sudah melakukan banyak kebajikan atau kejahatan? Seberapa banyak kejahatan yang kita lakukan? Seberapa banyak kebaikan yang kita perbuat? Dan bukan sebagaimana anggapan orang pada saat ini yang mengatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk mengintrospeksi perbuatan yang telah kita kerjakan hanya di akhir tahun atau pada saat adanya bencana. Taruhlah jika anggapan itu benar, maka bagaimana nasib orang yang ketika hidupnya belum sempat mendapatkan “akhir tahun”? Wallahul Musta’an. Abdul Aziz bin Abi Rawwad menyatakan bahwa manusia ada 3 golongan:

1. Golongan beruntung, jika hari ini lebih baik dari hari kemarin. Maksudnya, amal perbuatannya hari ini lebih baik dari hari kemarin.
2. Golongan merugi, jika hari ini sama dengan hari kemarin. Dengan demikian, amal perbuatannya hari ini sama dengan hari kemarin.
3. Golongan celaka, jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Ini berarti, amal perbuatannya hari ini lebih sedikit atau dosa yang diperbuatnya lebih banyak dari hari kemarin.
Maka dimanakah kita diantara ketiga golongan tersebut? Metode yang bagus untuk mengatasi kekuasaan nafsu ammarah atas hati seorang mukmin adalah dengan selalu mengintrospeksi dirinya. Hal itu pun telah banyak disebutkan oleh para ulama, di antaranya Hasan al-Bashri—rahimahullah—berkata, “Seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia mengintrospeksi dirinya sendiri karena Allah. Sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah mengadakannya di dunia. Sebaliknya hisab akan berat bagi kaum yang menempuh urusan ini tanpa pernah berintrospeksi."Imam Ahmad dalam kitab Az Zuhud dan at-Tirmidziy dalam Sunannya meriwayatkan secara mauquf dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang! Sesungguhnya berinstropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab kemudian hari.” Begitu juga dengan hari ‘aradh (diperlihatkanya amalan seseorang) yang agung. Allah berfirman (artinya), "Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh… . (QS. Ali Imran: 30).
Jadi benarlah adanya, bagi setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk tidak melupakan introspeksi kepada dirinya, kerena dari situ seseorang bisa mengetahui kinerjanya dalam beramal shaleh dan bermaksiat.
Muhasabah Sebelum Beramal dan Sesudah BeramalSebelum kita berbuat (beramal), sebagai orang yang mempunyai akal, tentunya kita berpikir bahwa untuk memulai suatu pekerjaan bagusnya bagi setiap orang itu menanyakan kepada dirinya terlebih dahulu. Untuk apa sebenarnya dia melakukan amalan tersebut? Dan untuk siapa dia melakukannya? Karena begitu banyak orang yang tergesa-gesa melakukakan suatu pekerjaan tanpa memikirkan mudharat dan maslahatnya, sehingga ketika telah melakukan pekerjaan tersebut barulah dia menyesali perbuatannya. Ada kaedah yang menyebutkan:
Barang siapa yang tergesa-gesa untuk memperoleh sesuatu sebelum waktunya, maka dia dihukum dengan tidak mendapatkan hal tersebut.
Muhasabah sebelum beramal, juga berkaitan dengan apa yang telah disebutkan oleh Imam al-Bukhari dalam Kitab Shahihnya yaitu bab Al 'Ilmu Qablal Qauli wal 'Amal (berilmu sebelum berkata-kata dan beramal). Oleh karena itu, seyogyanya setiap orang mengetahui ilmunya terlebih dahulu kemudian beramal dengannya. Apatah lagi itu perkara agama, maka wajib hukumnya bagi setiap kaum Muslimin untuk mengetahuinya. Jadi muhasabah sebelum beramal adalah hendaknya setiap orang berhenti sejenak dan merenungkan di saat pertama munculnya keinginan untuk melakukan sesuatu, tidak bersegera kepadanya sampai benar-benar jelas baginya bahwa melakukannya lebih baik dari pada meninggalkanya. Hasan al-Bashri—rahimahullah—berkata, "Seorang hamba berpikir di saat pertama ia ingin melakuan sesuatu. Jika itu karena Allah, ia lanjutkan. Dan jika bukan karena-Nya, ia menangguhkannya."Dan perkataan Hasan al-Bashri ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.".Imam An-Nawawi memaknai hadits di atas dengan maksud, “Jika seseorang ingin berbicara dan pembicaraannya adalah sesuatu yang baik, benar, berpahala, baik wajib maupun sunnah, maka silahkan ia bicara. Tetapi jika belum jelas baginya bahwa pembicaraan itu baik dan berpahala, maka hendaknya ia diam, baik itu pembicaraan yang haram, makruh, atau pun mubah.” Imam As-Syafi’i juga memahami makna hadits di atas, "Jika seseorang ingin berbicara hendaknya ia merenungkannya. Bila jelas tidak ada mudharatnya, berbicaralah ia. Namun sebaliknya, bila jelas baginya mudharat hendaknya ia tidak berbicara." Sebagian ulama salaf lainnya juga menjelaskan perkataan Hasan al-Bashri di atas, yaitu ketika seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu amalan, pertama-tama ia harus merenung, apakah amalan itu mampu ia kerjakan atau tidak? Jika tidak ada kemampuan untuk itu, hendaknya ia berhenti. Tetapi jika ia mampu, hendaknya ia berpikir ulang, apakah melakukannya lebih baik dari pada meninggalkannya, ataukah sebaliknya? Jika yang ada adalah kemungkinan yang kedua, maka ia mesti meninggalkannya. Akan tetapi jika yang pertama, hendaknya ia bertanya, apakah faktor pendorongnya adalah untuk mendapatkan wajah Allah dan pahala-Nya, ataukah untuk mendapatkan kehormatan, pujian dan harta benda semata? Maksud dari semua itu, hendaknya setiap orang yang ingin melakukan suatu pekerjaan memuhasabah dirinya terlebih dahulu sebelum mengamalkannya agar pelakunya tidak sia-sia mengerjakan perbuatan tersebut. Hidup di Dunia Hanya SementaraFirman Allah (artinya),"Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)." (QS. Al-Anbiyaa': 1).Alangkah beruntungnya siapa pun yang saat ini semakin tersentakkan kesadarannya bahwa satu hal yang paling mahal dalam hidup ini ialah ketika mengetahui kehidupan di dunia hanya sementara. Ya, hidup ini hanya satu kali.Adapun ujung dari perjalanan hidup ini hanyalah salah satu: "Surga atau neraka". Tidak ada yang lain. Orang tua, istri, anak-anak, dan siapa pun orang-orang yang kita cintai, pun akan menghuni salah satu dari dua: Surga atau neraka.
Surga hanya diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang ketika hidup di dunia benar-benar menjaga dirinya dengan baik. Dia amat menjaga apa pun yang Allah inginkan. Dia amat memelihara apa pun yang Allah perintahkan. Ini membuat Allah senang kepada orang tersebut. Sehingga ketika hidup di dunia hatinya selalu dibahagiakan. Kebutuhannya dicukupi. Kesulitannya dimudahkan. Bahkan Allah akan mendatangkan rezki untuknya dari arah yang tidak disangka-sangka.Allah pun membelanya setiap kali orang itu membutuhkan pembelaan. Dia pun mengangkat derajat kemuliaannya, sehingga tidak dapat diruntuhkan oleh siapa pun jua. Allah akan membuat dunia ini bertekuk lutut kepadanya dan menghamba meladeninya.Bila saat ajalnya tiba, maka Allah akan mencabut nyawa orang yang taat penuh dengan keindahan dan kelezatan husnul khatimah. Ketika jasadnya dimasukkan ke lubang kubur, maka kubur itu akan menyambutnya bagaikan seorang ibu yang amat merindukan anaknya yang telah lama tak bersua. Kubur akan mendekapnya penuh dengan kehangatan dan kemesraan. Tidak ada siksa kubur baginya. Tidak ada padang mahsyar yang menyakitkan. Tidak pula siksa neraka jahannam. Semua itu diberikan khusus kepada siapa pun yang ketika hidup yang singkat di dunia ini, ia menjaganya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, Allah pun menyediakan neraka jahannam, yang nyalanya berkobar-kobar. Kalau manusia berdiri di atas bara api dunia, maka api itu hanya akan membakar telapak kaki. Lain lagi api neraka. Bila seorang manusia berdiri di atas bara api neraka, atau bahkan hanya mengenakan sandal penghuni neraka, maka telapak kaki yang menempel itu akan membuat kepalanya mendidih.Neraka disediakan bagi orang-orang yang tidak menyadari kedudukan mereka di hadapan Allah, bahwa dirinya itu adalah ciptaan Allah, milik Allah dan pasti kembali kepada Allah.
Wallohul Haadi Ilaa Sawaa-is Sabiil............

Rabu, 23 Juni 2010

MAKNA HIDUP SEORANG MUSLIM


Ulama besar, Muhammad Al Ghazali, pernah berkata bahwa pemahaman hidup yang dangkal adalah sebuah tindak ‘kriminal’ yang keji. Disebut demikian karena pemahaman yang dangkal ini akan membawa kepada ketersesatan dari jalan menuju akhirat yang bahagia. Semisal, jika seseorang memandang hidup dengan dangkal, boleh jadi ia akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta, tidak memperdulikan apakah itu halal ataukah haram.

Makna hidup dalam tinjauan Islam paling tidak meliputi pemahaman bahwa:

1. Hidup ini kesemuanya adalah ujian dari Allah SWT
Hidup adalah untuk menguji apakah seorang manusia bersyukur atau kufur kepada Allah SWT.Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya, ” (ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Ujian dalam hidup kita bukan saja kesulitan ataupun musibah, namun juga berupa nikmat atau kemudahan dari Allah SWT, seperti keluarga, suami, istri, anak-anak, harta, kekuasaan, pangkat, dsb.

Kita bisa meneladani Nabi Sulaiman as. yang diberikan nikmat luar biasa oleh Allah SWT. Allah SWT memberikan kerajaan yang sangat kaya, luas dan besar, yang pasukannya terdiri dari manusia, jin, hewan, dan angin. Semua kenikmatan itu tidak menjadi Nabi Sulaiman as menjadi sombong kemudian mengingkari Allah SWT, namun menjadikannya sering ber-muhasabah, melakukan introspeksi diri, berhati-hati jangan sampai menjadi kufur kepada Allah SWT, sehingga tidak berujung kepada murka Allah sebagaimana dalam QS. Ibrahim [14]:7, “ dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,

dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.

Dalam kondisi tertimpa cobaan atau musibah, Allah berfirman bahwa ada orang-orang yang layak diberikan kabar gembira dengan surga, yaitu orang-orang yang bersabar; yang ketika tertimpa bencana itu mengatakan “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, yang artinya : Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat tersebut dinamakan kalimat istirjaa atau pernyataan kembali kepada Allah. Disunatkan menyebut kalimat tersebut ketika ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Rasulullah saw bersabda bahwa sungguh beruntung seorang mukmin, karena semua urusan adalah baik baginya, ketika diuji maka dia bersabar ketika ia diberi kenikmatan ia bersyukur.

Salah satu doa yang bisa selalu kita ucapkan adalah doa, Allahummaj’alni shaburan waj’alni syakuran waj’alni fi ‘ainii shaghiran wa fi a’yuninnasi kabira, yang artinya, Ya Allah, jadikan aku sabar dan bersyukur kepada-Mu, dan jadikanlah aku kecil di mataku sendiri serta besar (bermanfaat) di mata orang lain.

2. Kehidupan dunia ini lebih rendah dibandingkan kehidupan akhirat.

Sebagaimana dalam QS Adh Dhuha [93]:4, “ dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). ”

Atau dalam QS Ali ‘Imran [3]:14, “ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

3. Kehidupan dunia ini hanya sementara

Boleh jadi saat ini kita dalam kondisi sehat wal ‘afiat, gagah, cantik, kulit mulus, dll. Tapi ada saatnya ketika kita kemudian menjadi tua, keriput, lemah, pikun, dan akhirnya dipanggil ke sisi Allah SWT.

Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman, “ Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.

Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35, “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.

4. Kehidupan ini adalah ladang amal untuk kesuksesan akhirat

Ali bin Abi Thalib ra. Berkata bahwa sesungguhnya hari ini adalah hari untuk beramal bukan untuk hisab (perhitungan) dan esok (akhirat) adalah hari perhitungan bukan untuk beramal. Ketika seseorang meninggal dunia maka terputuslah semua amal perbuatannya dan ia tinggal menunggu masa untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya di dunia. Bekal kita adalah ibadah kepada Allah SWT. Ibadah bukan sekedar sholat atau zakat, tetapi segala aktivitas hidup kita akan bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah SWT.

Jumat, 18 Juni 2010

MUHASABAH CINTA


wahai pemilik nyawa Q
betapa lemah diri Q ini berat ujian dari MU
Q pasrahkan semua pada MU
tuhan baru Q sadar
indah nikmat sehat itu
tak pandai Q bersyukeu
kini Q harapkan cintaMU
kata-kata cinta terucap indah
mengalir berdzikir di kidung do'a Q
sakit yang Q rasa biar jadi penawar dosa Q
butir-butir cinta air mata Q
teringat semua yang Kau beri untuk Q
ampuni khilaf dan salah slama ini
ya illahi
muhasabah cintaQ
tuhan kuatkan Q
lindungi Q dari putus asa
jika Q harus mati pertemukan Q dengan MU...

BY: Trio Putri Nurjanah

Selasa, 15 Juni 2010

PESAN UNTUKMU KAUM HAWA

Hawa,
Sadarkah engkau sebelum datangnya cahaya islam, kalian dizalimi, hak kalian dicerobohi, kalian dikubur hidup-hidup, tiada penghormatan walau sedikit oleh kaum adam, tiada bernilai dimata adam, kalian hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam menyelubungi alam bila sinar islam berkembang, darajat kita diangkat ,barulah kalian terpelihara, kalian dihargai dan di pandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan didunia ini melainkan wanita solehah.

Wahai Hawa,
Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya? Wahai Hawa,Tangan yang mengoncang buaian bisa menguncang dunia, sedarlah hawa kau bisa menguncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang sholeh sholehah, kau bisa menggegerkan dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan islam di mata dunia. Tapi hawa jangan sesekali kau coba menguncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu, dengan lekuk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa ,
jangan sesekali coba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, karena aku khawatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah. Tetapi memberi kegembiraan pada syaitan kerana wanita adalah jala syaitan, alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibubapamu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan ad-Din Allah.

Hawa,
Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji tuhan kita , wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan mengadaikan maruahmu hanya semata-mata kerana seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, karena kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya. Jangan memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan..takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.
Hawa,
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang sholeh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang warak tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya ,serta kemampuannya menguncang iman mereka. Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya, dan ad-Dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut memberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tak mau bermain cinta sebabnya dia tahu apa yang dihalalkan dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni pernikahan.

Oleh itu Hawa,
Jagalah pandanganmu ,jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibubapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.

Hawa,
Cintailah Allah dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga menyintai Allah. Cintailah kedua ibubapamu kerana kau akan perolehi keridhaan Allah. Cintailah keluargamu kerana tiada cinta selain cinta keluarga. Hawa ,Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang menguncang buaian ini bisa menguncang dunia dalam mencapai keridhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang menguncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.

Jumat, 11 Juni 2010

LIHATLAH,,,,,


Setelah antum antuna sekalian bangun tidur di waktu subuh dan kemudian membasah wajah dengan air wudlu yang segar. Sesudah melaksanakan sholat dan berdoa. Cobalah menghadap cermin di dinding. Di sana kita mulai meneliti diri :

1.Lihatlah kepala kita!

Apakah ia sudah kita tundukkan, rukukkan dan sujudkan dengan segenap kepasrahan seorang hamba fana tiada daya di hadapan Allah Yang Maha Perkasa, atau ia tetap tengadah dengan segenap keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan seorang manusia di dalam pikirannya?

2. Lihatlah mata kita!

Apakah ia sudah kita gunakan untuk menatap keindahan dan keagungan ciptaan-ciptaan Allah Yang Maha Kuasa, atau kita gunakan untuk melihat segala pemandangan dan kemaksiatan yang dilarang?

3. Lihatlah telinga Kita!

Apakah ia sudah kita gunakan untuk mendengarkan suara adzan, bacaan Al Qur’an, seruan kebaikan, atau kita gunakan buat mendengarkan suara-suara yang sia-sia tiada bermakna?

4. Lihatlah hidung Kita!

Apakah sudah kita gunakan untuk mencium sajadah yang terhampar di tempat sholat, mencium istri, suami dan anak-anak tercinta serta mencium kepala anak-anak papa yang kehilangan cinta bunda dan ayahnya?

5. Lihatlah mulut kita!

Apakah sudah kita gunakan untuk mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat bermanfaat serta kata-kata bermakna atau kita gunakan untuk mengatakan kata-kata tak berguna dan berbisa, mengeluarkan tahafaul lisan alias penyakit lisan seperti: bergibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta bahkan menyakiti hati sesama?

6. Lihatlah tangan Kita!

Apakah sudah kita gunakan buat bersedekah, membantu sesama yang kena musibah, mencipta karya-karya yang berguna atau kita gunakan untuk mencuri, korupsi, menzalimi orang lain serta merampas hak-hak serta harta-harta orang yang tak berdaya?

7. Lihatlah kaki Kita!

Apakah sudah kita gunakan untuk melangkah ke tempat ibadah, ke tempat menuntut ilmu bermutu, ke tempat-tempat pengajian yang kian mendekatkan perasaan kepada Allah Yang Maha Penyayang atau kita gunakan untuk melangkah ke tempat maksiat dan kejahatan?

8. Lihatlah dada Kita!

Apakah di dalamnya tersimpan perasaan yang lapang,sabar, tawakal dan keikhlasan serta perasaan selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Bijaksana, atau di dalamnya tertanam ladang jiwa yang tumbuh subur daun-daun takabur, biji-biji bakhil, benih iri hati dan dengki serta pepohonan berbuah riya?

9. Lihatlah diri kita!

Apakah kita sering tadabur, Tafakur dan selalu bersyukur pada karunia yang kita terima dari Allah Yang Maha Perkasa?

Semoga Bermanfaat....

Rabu, 09 Juni 2010

Mujahid Muda


Hai mujahid muda
maju kehadapan
sibakkan penghalang
satukan tujuan
kibarkan panji Islam dalam satu barisan
Bersama berjuang kita junjung keadilan

Jangan bimbang ragu
Tetaplah melaju
Hapus bayang semu
Di lubuk hatimu
Bergerak kedepan bagai gelombang samudra
Lantakkan tirani runtuhkan angkara murka

Majulah wahai mujahid muda
Dalam satu cita tegak keadilan
Singkirkan batas satukan kata
Kebangkitan Islam telah datang
---------------------------------------------------------------

Selasa, 08 Juni 2010

inilah kepunyaan kita


Kita lahir dengan 2 mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu kedepan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang kita pikirkan dalam otak kita jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata, 2 telinga tapi kita Cuma diberi 1 buah mulut. Itu Artinya Kita harusnya lebih mendengar, melihat 2 x lebih banyak daripada berbicara. Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan. Karena ucapan yang menyakitkan sangat sulit ditarik kembali. Sehingga ingatlah bicara yang perlu tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

-----------------------------------------------------------------

Munajatku


Allah, ampunilah kami, orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara seagama, sahabat-sahabat kami, orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang berbuat baik kepada kami dan bagi kaum muslimin muslimat, mukminin dan mukminat, wahai Tuhan penguasa alam semesta. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa. Amin

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memelihara wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, Ya Allah peliharalah wajah kami dengan kemudahan rezeki dan jangan Engkau merendahkan kami dengan kesempitan rezeki-Mu. Maka peliharalah diri kami dari meminta-minta hajat kami kecuali kepada-Mu dengan kemurahan dan kaunia-Mu. Wahai dzat yang paling penyayang. Amin

Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Wahai Dzat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu kami mohon pertolongan, terimalah doa kami, Wahai Tuhan Kekalian Alam. Amin

Ya Allah, peliharalah kami dari musibah yang Engkau turunkan, berikanlah kami nikmat-nikmat-Mu dan jadikanlah kami hamba-hamba yang mendapatkan kebaikan, bukan hamba-hamba yang mendapat ujian, dengan rahmat-Mu, Wahai yang paling penyayang diantara yang penyayang. Anugerahkan kepada kami kesehatan lahir dan bathin. Amin

Wahai Yang Maha Lembut, Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima tobat lahi Maha Penyayang.Amin

Ya Allah, yang melepaskan kesulitan, yang menghilangkan kesedihan, yang memenuhi permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan akhirat. Amin

Ya Allah, Perbaiki hubungan antar kami, rukunkan antar hati kami, tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang didunia dan akhirat. Amin

Ya Allah, Wahai yang memudahkan segala yang sukar dan yang menyambung segala yang patah. Wahai yang menemani semua yang tersendiri dan pengaman segala yang takut. Aku mohon kasih-Mu. Amin

Wahai Tuhan yang tidak memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak, Engkau Maha Tahu dan Melihat. Kami takut kepada-Mu selamatkan kami dari siksa-Mu. Amin

Ya Allah, hamba memohon melalui nama-Mu. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Yang Maha Arif dan Bijaksana. Maha Suci Engkau. Wahai yang menerima segala Taubat. Amin

Ya Allah, kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami, jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami, jaga kami dengan mata-Mu yang tiada tidur, lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus. Kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Berlaku pasti atas kami hokum-hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu. Amin

Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau dan telah jadikan aku adalah hamba-Mu, aku menurut perintah dan janji-Mu sesanggupku. Aku mohon perlindungan bahanya dosa yang aku perbuat, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan mengakui pula banyaknya dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Amin

Ya Allah! Wahai Dzat yang memiliki anugrah, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Tiada Tuhan melainkan Engkau Yang Maha mulia, terimalah amal ibadah kami. Amin...
--------------------------------------------------------------

Jumat, 04 Juni 2010

TA'ARUF YUUK...:-)


Ingin punya banyak teman dan sahabat? semua orang layak untuk mendapatkan teman dan sahabat.begitu juga antum semua. hubungan pertemanan dan persahabatan membutuhkan keseriusan dan empati ,, kalau dua syarat ini melenceng. antum gak perlu cemas, ada solusinya kok.. lets check this out:
1.
Milikilah prinsip berteman karena Allah, karena ciri utama persaudaraan dalam islam adalah "bertemu dan berpisah hanya karena Allah".
2.
Jangan takut berteman:sudah tidak zamannya lagi untuk malu-malu kucing dalam mencari teman, tak perlu takut untuk berkenalan dan mengenalkan orang, jika dalam hubungan pertemanan antum pernah jengkel,marah dan traumaterhadap seseorang maka tidak pantas hal itu menjadi penghalang untuk terus bertaman. makanya segera buang pengalaman buruk masa lalu dan segera cari teman baru,,
3.
Dapat menempatkan diri: dalam segala hubungan ada sifat"give and take" atau memberi dan menerima. pemberian dan permintaan kita kepada teman harus kita sesuaikan dengan kemampuan diri kita sendiri dan teman kita. denagn kata lainjangan minta yang aneh-aneh kepeda teman, hal ini dapat menimbulkan efek smping renggangnya hubungan pertemanan.
4.
Berfikir realistis dan positif: siapapun pasti punya harapan yang ingin dicapaidalam hubungan yang dibina. cobalah untuk mangetahui apa yang antum harapkan dari pertemanan dan sadari apa yang akan terjadi.
5.
Jangan mengekang: banyak orong inginmenjadikan seseorang hanya boleh berhubungan dengan dirinya sendiri bahkan dalam pertemanan. hal ini merupakan pantangan utama. bawalah orang ke dalam hidup antum untuk memenuhi keinginan, memberi dukungan dan bantuan kepada antum tanpa harus mengganggu privasinya.

Semoga bermanfaat bagi antum yang ingin hidup penuh dengan barokah karena ukhuwah dan tetap semangat berteman !!!!!!
----------------------------------------------------------